Blog, Events

Lupakan Gelar, Elon Musk Menggunakan “2-Hand Method” untuk Hiring

Tulisan Vindiasari Yunizha

Elon Reeve Musk atau biasa dikenal dengan Elon Musk merupakan sosok fenomenal yang disegani. Pendiri Tesla sekaligus CEO SpaceX ini kembali menjadi perbincangan terkait strategi bisnis dalam merekrut karyawan di perusahaannya.

Jika umumnya perusahaan melakukan proses rekrutmen dengan proses bertahap dan syarat tertentu, beda halnya dengan perusahaan milik Elon Musk. Bos Tesla ini justru memiliki terobosan yang terbilang nyentrik bagi kebanyakan orang. Musk lebih memilih merekrut karyawan dengan 2-Hand Method. Cara tersebut dinilai lebih efektif dan efisien dalam segi waktu dan kualitas kandidat yang diperoleh selama proses rekrutmen.

Musk berpegang pada keyakinannya bahwa keterampilan lebih penting daripada gelar

Jika biasanya perusahaan ternama membuat persyaratan pendidikan yang relatif tinggi, beda halnya dengan Elon Musk. Pria kelahiran 28 Juni 1971 ini justru mengabaikan latar belakang pendidikan seseorang ketika melamar perusahaannya. Proses rekrutmen (hiring) di perusahaan Elon Musk menanggalkan pendidikan konvensional sebagai sarana untuk menemukan bakat terbaik.

Musk berpegang pada keyakinannya bahwa keterampilan lebih penting daripada gelar. Dengan prinsip itu, perusahaannya, Tesla dan SpaceX, melakukan perekrutan tanpa melihat gelar pendidikan pelamarnya. Meski begitu, dalam proses perekrutan tetap memerhatikan dua hal yang dikenal pula dengan “2-Hand Method”.

Apa itu 2-Hand Method?

2-Hand Method merupakan cara penyeleksian calon pegawai dengan tidak melihat gelar atau latar belakang pendidikannya. Sebaliknya, rekruiter memperhatikan dua syarat utama dalam proses rekrutmen yaitu pengalaman dan pengujian keahlian atau keterampilan secara langsung. Proses rekrutmen terbilang proses sederhana yang brilian, seperti proses atau produk yang dirancang dengan baik, dirancang untuk efektivitas dan bisa diterapkan pada sektor bisnis apapun untuk mendapatkan talenta terbaik.  Adapun tahapan seleksi sebagai berikut:

1. Melihat pengalaman langsung (First-hand experience)

Rekrutmen berdasarkan pengalaman versus pendidikan kerap menjadi perdebatan. Studi dari The American Association of Colleges and Universities mengungkap tiga perempat manajer perekrutan percaya bahwa pendidikan perguruan tinggi sangat penting. Namun demikian, alasannya tidak didasarkan pada kurikulum tertentu, tetapi soft skill atau keterampilan yang diperoleh dari perguruan tinggi. Adapun keterampilan yang dimaksud meliputi kreativitas, kecerdasan emosional, hingga ketahanan sosial. Hal-hal itu sangat sulit untuk dinilai dalam sebuah wawancara.

Bagi Elon Musk mengabaikan gelar bukan berarti menganggap pengalaman lebih penting daripada pendidikan, namun sebaliknya. Pemilik perusahaan Tesla ini menyebut pengalaman adalah bentuk dari pendidikan. Dalam banyak hal, pendidikan adalah hal terbaik. Dengan kata lain, pendidikan tidak terbatas pada apa yang diajarkan di kelas, tetapi apa yang dipelajari melalui pengalaman langsung.

Pengalaman langsung dicari sebagai sarana untuk menemukan bakat dengan pengetahuan yang mendalam. Misalnya, saat meninjau curriculum vitae pelamar, pertimbangkan kandidat dengan pengalaman langsung yang diperlukan untuk memulai, atau setidaknya membutuhkan pelatihan paling sedikit agar berhasil dalam posisi atau pekerjaan di perusahaan.

2. Melakukan pengujian langsung (Hands-on testing)

Elon Musk memiliki sejarah dalam menerapkan proses dan strategi rekayasa dari bisnis ke kehidupannya. Sedemikian rupa, itulah alasan mengapa Musk memilih tinggal di rumah mungil seharga USD 50.000 atau setara dengan Rp 731,1 juta *(kurs 1USD= 14,622). Bagi investor asal Amerika Serikat menempati rumah kecil sama seperti pengujian produk yang ekstensif. Ia menguji secara langsung fungsi dari pengembangan produk, begitu juga ia terapkan pada proses hiring.

Wawancara kerja adalah ujian, tetapi alih-alih memeriksa kemampuan kandidat, banyak perusahaan hanya bekerja untuk mengevaluasi pengetahuan kandidat. Akan tetapi, bagi rekruter hal tersebut merupakan kesalahan fatal. Pasalnya, ada perbedaan besar antara menghafal dan menirukan informasi atau benar-benar memahami cara kerja sesuatu hal. Untuk mengatasi tantangan ini, rekruter sebaiknya melakukan pengujian kandidat dengan pengujian langsung agar mengetahui keterampilan yang dimiliki kandidat.

Untuk menguji kandidat secara efektif, berikan tes (misalnya, tugas atau penugasan) yang paling cocok dengan apa yang mungkin dihadapi oleh posisi yang ada di perusahaan.. Untuk menghasilkan pengukuran yang akurat dari kemampuan seseorang, pastikan bahwa ruang lingkup tes terbatas pada sumberdaya yang diperlukan untuk melakukan tes atau tugas tersebut.

Mengapa 2-Hand Method Mampu Mengidentifikasi Bakat Lebih Cepat?

Proses rekrutmen tradisional terbilang sulit diukur secara adil. Beberapa orang hanya lebih baik dalam situasi wawancara daripada yang lain. Sementara itu, proses menggali bakat dan keahlian kandidat belum terjamah. Oleh sebab itu 2-Hand Method hadir dengan cara yang lebih efisien.

Teknik 2-Hand Method mengesampingkan anggapan tentang gelar universitas dan kualifikasi lain untuk mendapatkan inti dari apa yang benar-benar dicari perusahaan. Dalam hal ini apakah pelamar memiliki keterampilan, pengetahuan yang mendalam, dan bakat yang dibutuhkan untuk mengambil peran dengan percaya diri dan kompetensi?

hiring ini telah dilakukan pada perusahaan Tesla dan SpaceX dalam menjaring talenta terbaik dunia

Menghilangkan proses seleksi dan rekrutmen tradisional yang melelahkan juga dapat meningkatkan pekerjaan Anda. Orang-orang berbakat sangat ingin bekerja untuk bisnis terkemuka. Bisnis terkemuka dibangun di atas karyawan yang sangat terampil dan berbakat. Mengalihkan pendekatan Anda ke rekrutmen dapat menyebabkan efek bola salju untuk kemampuan rekrutmen bisnis Anda.

Proses perekrutan sebagian besar membutuhkan waktu lama dan panjang. Jadi, semakin cepat Anda menyaring dan mempersempit pelamar, semakin cepat Anda dapat mewawancarai, menerapkan pengujian langsung, dan menemukan kandidat terbaik. Cara 2-Hand Method dalam hiring ini telah dilakukan pada perusahaan Tesla dan SpaceX dalam menjaring talenta terbaik dunia. Rekrutmen dengan 2-Hand Method ini dianggap efektif untuk mempertahankan karyawan di tengah besarnya pengunduran diri karyawan.

Sumber : https://www.ruangkerja.id/blog/elon-musk-recruitment

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Terkait

Scroll to Top